SSK Collins Class (Type 471)
A $15 billion fleet of Australian-built submarines will be the centrepiece of the Federal Government’s blueprint to shore up the nation’s defences and provide high-tech naval deterrence against Indonesia and China.
The Herald understands the 15- to 20-year project, nicknamed SEA 1000, will aim to replace the Royal Australian Navy’s fleet of six Collins Class submarines based at Garden Island, Western Australia.
The project promises to be one of the expensive items in the Government’s much-vaunted defence white paper.
The Adelaide-built submarines will combine Australian, European and American technology and the project is expected to create thousands of jobs, as well as interest from international submarine outfitters.
Read more »
February 23, 2009 Posted by adiewicaksono | Kapal selam, Negara Lain | Australia, Submarine | 4 Comments
British, French nuclear subs crash in Atlantic
Le Triomphant
BRITISH and French nuclear submarines which collided deep under the Atlantic could have sunk or released deadly radioactivity, it emerged last night.
The Royal Navy’s HMS HMS Vanguard and the French Navy’s Le Triomphant are both nuclear powered and were carrying nuke missiles.
Between them they had around 250 sailors on board.
A senior Navy source said: “The potential consequences are unthinkable. It’s very unlikely there would have been a nuclear explosion.
Read more »
February 16, 2009 Posted by adiewicaksono | Kapal selam, Negara Lain | England, France, Submarine | Leave a Comment
We need new submarines!!!!
kilo class
Fiuh…. susah amat siy buat punya kapal selam baru, padahal dari skema KE dengan Rusia, TNI AL bisa mendapatkan minimal satu kapal selam jenis Kilo Class. Lha kok jadi biaya pembangunan sarananya yg jadi masalah, dephan niat ga sih beli kapal selam? Yang gw ga abis pikir, kenapa anggaran dephan setelah dikurangin untuk gaji dll, dibagi ke tiga angkatan untuk melakukan pembelian senjata, kan dananya jadi kecil banget. Mending tiap tahun anggaran untuk melakukan pembelian senjata dijadikan satu, sehingga dananya akan terkumpul lebih besar, sehingga mampu memodernisasni persenjataan TNI lebih cepat. Dan pembelian senjata digilir tiap tahun untuk tiap-tiap angkatan, misal tahun ini semua anggaran pembelian senjata dibelikan untuk membeli senjata untuk TNI AD, tahun berikutnya untuk TNI AL, abis itu untuk TNI AU nah abis itu diputer terus.
Balik lagi ke masalah kapal selam, mungkin banyak orang bertanya kenapa TNI AL sangat ingin memiliki kapal selam jenis Kilo dari Rusia dengan harga yang sangat mahal, kenapa yang tidak murah saja. Ingat ketika kita membeli suatu produk, beda harga tentu beda teknologi yang diusungnya. Jelas teknologi Kilo sangat lebih baik dibanding kapal selam u-209 yang kita miliki saat ini. Selain itu pembelian kapal selam atau yang sudah dimiliki oleh negara-negara di kawasan, seperti SSK Collins Class (Type 471) milik Australia, Scorpene Class milik Malaysia dan Vastergotland yang akan memperkuat AL Singapura dalam waktu dekat. Bukan untuk gengsi-gengsian saat kita akan membeli kapal selam, tapi kapal selam yang kita miliki juga harus sebanding dengan yang “tetangga” kita miliki seperti yang pernah dikatakan oleh KSAL kita.
Read more »
January 10, 2009 Posted by adiewicaksono | Catatan Pribadi, Kapal selam, TNI AL | Kapal selam, TNI AL | 12 Comments
Indonesia Tetap Perlu Tambahan Kapal Selam
submarine Kilo Class
Jakarta (ANTARA News) – Indonesia tetap memerlukan tambahan dua kapal selam sebagai alat pertahanan, dari dua kapal selam yang kini telah dimiliki yakni KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402.
“Apalagi presiden sudah menyampaikan, bahwa kita minimal perlu dua kapal selam ke depan,” ungkap Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno usai memimpin upacara HUT ke-46 Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) di Jakarta, Senin.
Karena itu, tambah dia, Mabes TNI AL telah melakukan kajian mendalam untuk spesifikasi kapal selam yang dibutuhkan sesuai tingkat ancaman yang akan dihadapi.
“Hasil kajian berupa spesifikasi teknik (spektek) dan operation requirement/opsreq (kebutuhan operasi) kepada Departemen Pertahanan (dephan) untuk kemudian ditentukan dari negara mana kapal selam itu diadakan. Jadi, kita tidak mengajukan merk atau negara mana. Hanya spektek dan opsreq. Dari negara mana, bukan masalah yang penting kemampuan tempurnya,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar